Pembahasan Video Cinemagraphy
Cinemagraph adalah karya seni digital yang merupakan gabungan antara seni fotografi dan videografi untuk menghasilkan sebuah foto motion atau foto yang bisa bergerak . .
Seniman telah ada sejak awal manusia. Dari gambar gua
dan mosaik kuno hingga hasil kerajinan tangan tradisional dan kerajinan
kontemporer , orang-orang terus mengembangkan metode baru untuk mengekspresikan
diri secara kreatif. Namun, setiap abad berlalu, menjadi semakin sulit untuk
membentuk bentuk ekspresi asli. Untungnya, ada beberapa materi kreatif untuk
tantangan ini.
Di era modern, seniman telah merangkul dunia digital,
melihatnya sebagai jalan baru untuk inovasi. Satu medium baru yang muncul dalam
dekade terakhir ini adalah cinemagraph.
Seperti pepatah lama, "sebuah gambar bernilai
seribu kata." Gambar itu penting. Mereka lebih mudah dicerna daripada
sekelompok kata di halaman dan dapat membantu mendukung konten Anda yang lain
dengan menceritakan kisah dengan cara yang kata-kata tidak bisa. Baik di pos
media sosial atau di pos blog, gambar membantu audiens Anda untuk lebih
memahami apa yang Anda bicarakan, polos dan sederhana.
Apa
itu cinemagraph?
Sebagai hibrida ajaib dari foto dan video,
cinemagraphs telah dijuluki sebagai "GIF animasi untuk orang dewasa."
Mereka mengandung gerakan halus yang bermain dalam lingkaran mulus tanpa akhir,
sementara sisa gambar tetap diam. Entah mereka menangkap rambut subjek yang
tertiup angin, atau flicker lampu jalan, kualitas memikat mereka menangkap
perhatian pemirsa, menjadikannya media yang sangat populer bagi para penyunting
atau editor .
Sebagai bentuk baru seni digital , cinemagraphs
membuka kemungkinan yang tak terbatas bagi para seniman untuk memperluas
kreativitas mereka. Dengan menjelajahi gerakan halus, mereka menyoroti elemen
yang mungkin tidak diperhatikan dalam foto diam.
Para seniman di Cinemagraph.com - tempat sinemagraf
itu pada dasarnya lahir - menggambarkan mereka sebagai "sebuah gambar yang
mengandung dalam dirinya sebuah momen hidup yang memungkinkan sekilas waktu
untuk dialami dan dilestarikan tanpa henti."
Sederhananya, Cinemagraph adalah karya seni digital
yang merupakan gabungan antara seni fotografi dan videografi untuk menghasilkan
sebuah foto motion atau foto yang bisa bergerak. Cinemagraph benar-benar hanya
GIF yang mewah - sebuah format file yang sering digunakan untuk membuat animasi
yang pendek dan tanpa batas .
GIF dan cinemagraph dapat ditambahkan ke blog dan
email dengan cara yang melampaui foto biasa. Dan mereka benar-benar tidak sulit
untuk dibuat, terutama jika Anda sudah akrab dengan program-program seperti
pixaloop dan Zoetropic.
Cinemagraphs masih merupakan foto di mana gerakan
kecil dan berulang terjadi, membentuk klip video. Mereka diterbitkan sebagai
GIF animasi atau dalam format video lainnya, dan dapat memberikan ilusi bahwa
pemirsa menonton animasi .
Cinemagraphs dibuat dengan mengambil serangkaian foto
atau rekaman video, dengan menggunakan perangkat lunak pengeditan gambar,
menggabungkan foto-foto atau frame video ke dalam lingkaran berurutan yang
mulus. Hal ini dilakukan sedemikian rupa sehingga gerakan di bagian subjek
antara eksposur (misalnya, kaki seseorang yang menggantung) dianggap sebagai
gerakan berulang atau berlanjut, sementara gambar lain di sampingnya nampak
diam.
Istilah "cinemagraph" diciptakan oleh
fotografer AS, Kevin Burg dan Jamie Beck, yang menggunakan teknik ini untuk
menganimasikan fashion dan foto-foto berita mereka yang dimulai pada awal 2011.
Pengertian
Cinematic (Cinematography)
Cinematography berasal dari bahasa Yunani: Kinema
yang berarti gerakan, Photos yang berarti cahaya
dan Graphos yang berarti lukisan. Jadi Cinematography bisa diartikan
melukis dengan gambar yang bergerak dengan cahaya.
Di dalam kamus istilah TELETALK yang disusun oleh
Peter Jarvis terbitan BBC Television Training, Cinematography
diartikan sebagai The craft of making picture (pengrajin gambar).
Sebagai pemahaman cinematography bisa diartikan kegiatan menulis yang
menggunakan gambar bergerak sebagai bahannya.
Artinya dalam cinematography kita mempelajari
bagaimana membuat gambar bergerak, seperti apakah gambar-gambar itu, bagaimana
merangkai potongan-potongan gambar yang bergerak menjadi rangkaiaan gambar yang
mampu menyampaikan maksud tertentu atau menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan
suatu ide tertentu.
Cinematography adalah sebuah bentuk seni yang unik
untuk film. Meskipun mengekspos gambar pada elemen cahaya-sensitif, gambar
gerak menuntut bentuk baru dari fotografi dan teknik estetika baru.
Cinematography adalah kunci selama era film bisu. Tak
ada suara selain dari musik latar, dialog tidak ada, film bergantung pada
pencahayaan, dan akting ditetapkan.
American Society of
cinematographers (ASC) mendefinisikan sinematografi sebagai:
“proses kreatif dan penafsiran yang berpuncak pada pengarang
karya asli seni daripada pencatatan sederhana dari sebuah peristiwa fisik.
Sinematografi bukan subkategori fotografi. Sebaliknya, fotografi merupakan
salah satu kerajinan yang sinematografer menggunakan selain teknik fisik,
organisasi, manajerial, interpretif dan memanipulasi gambar lain untuk efek
satu proses yang koheren.”
Dalam masa gambar gerak, sinematografer itu biasanya
juga direktur dan orang yang secara fisik menangani kamera. Selama bentuk seni
dan teknologi berkembang, pemisahan antara direktur dan operator kamera muncul.
Dengan munculnya pencahayaan buatan dan lebih cepat (lebih banyak cahaya
sensitif), di samping kemajuan teknologi di optik kamera dan teknik baru
seperti film warna dan layar lebar, aspek teknis sinematografi mengharuskan
spesialis di daerah itu.
Dalam industri film, sinematografer bertanggung jawab
untuk aspek teknis dari gambar (pencahayaan, lensa pilihan, komposisi,
eksposur, filtrasi, pemilihan film), tetapi bekerja sama dengan sutradara untuk
memastikan bahwa estetika artistik mendukung visi Direktur. Para
cinematographers adalah kepala kru kamera, pegangan dan pencahayaan di set, dan
untuk alasan itu mereka sering disebut Director of Photography (DOP).
Direksi fotografi membuat keputusan kreatif dan banyak
penafsiran selama pekerjaan mereka, dari pra-produksi untuk pasca produksi,
yang semuanya mempengaruhi secara keseluruhan dan tampilan gambar gerak. Banyak
dari keputusan ini mirip dengan apa yang fotografer perlu perhatikan ketika
mengambil gambar:
sinematografer mengkontrol pilihan film itu sendiri
(dari berbagai alat yang tersedia dengan berbagai kepekaan terhadap cahaya dan
warna), pemilihan lensa panjang fokus, eksposur aperture dan fokus.
Sinematografi, memiliki aspek duniawi (melihat ketekunan visi), tidak seperti
masih fotografi yang murni gambar tunggal yang diam.
sinematografer sering perlu untuk bekerja secara
kooperatif dengan lebih banyak orang daripada seorang fotografer, yang sering
bisa berfungsi sebagai satu orang. Akibatnya, pekerjaan sinematografer juga
meliputi manajemen personalia dan organisasi logistik.
A. Definisi
Sinematografi
Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa
Inggris Cinematography yang berasal dari bahasa Latin kinema
'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang
membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar
tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat
mengemban cerita).
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan
fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya
sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap
gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian
gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan
pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar.
Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi
dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase
(montage).Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media
penyimpan maupun sebagai genre seni.
Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran
kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka
cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal
pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk
sinematografi.
B. Film
sebagai Produk Sinematografi
Film adalah gambar-hidup, juga sering
disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri
bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan
lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai
seluloid.
Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah
Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie =
grahp (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak
dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus
menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.
Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda
(termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera
film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan
teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif
terhadap cahaya.
Saat proses cuci film, silver halida yang telah
terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang
atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan
pengembang (developer).
Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta
seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang
dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita
video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala
bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau
proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau
ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya;
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media
sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini
sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang
dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap
lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media
digital elektronik sebagai penyimpan gambar.
Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini
telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan
selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram,
memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya
sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam
bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita
dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini
sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap
pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari
media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel.
Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada
media selluloid, analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah
mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang
mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Singkatnya film kini diartikan
sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual
(gambar) sebagai medianya.Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media
sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini
sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang
dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa.
Pada generasi berikutnya fotografi bergeser
padapenggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang
sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang
pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog,
dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari
pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang
memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam
bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah filmcerita
dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini
sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan
gambar.
Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit
dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel.
Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog
maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah
mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yeng
mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Singkatnya film kini diartikan
sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual
(gambar) sebagai medianya.
Lalu apa syarat agar foto kita bisa dikategorikan
Cinematic Photography. Pertanyaan ini susah2x gampang utk dijawab. Karena
memang gak ada aturan baku… Tapi yang jelas, tetap ada beberapa faktor yg akan
membuat foto terlihat Cinematic atau tidak….
Beberapa faktor tersebut antara lain :
1.
Tone Color. Warna yg sering kita lihat di movie2x
saat kita nonton bioskop, itu adalah warna Cinematic… Semakin dekat warna photo
kita dgn warna yg kita lihat di movie2x… Maka semakin Cinematic foto kita <—
(Faktor teknis Post-Processing)
2.
Cerita dibalik foto. Bisa terlihat dari ekspresi dari objek,
(senang, sedih, bingung, cinta, benci, dll). Atau bisa juga pesan menarik dari
photo tsb. <— (Non teknis)
3.
Cahaya. Cahaya yg bagus akan memperkuat mood dalam foto… .
Cahaya akan mempengaruhi kualitas warna dan dimensi foto. Dan tentunya ini bisa
membuat foto terlihat lebih Cinematic…<— (Non teknis)
4.
Aspek Ratio… Movie tidak pernah ditampilkan dgn rasio
3:2 or 6:7… Begitu juga dgn foto dgn Style Cinema. Aspek rasio yg sering
dipakai adalah 16:9 dan 2.35:1… Rasio tsb adalah standar Wide Screen Movie…
<— (Teknis post prosesing)
5.
Black Bar. Ini terkait dgn aspek Rasio… Kombinasikan 2 rasio di
atas… 16:9 (luar) dan 2.35:1 (dalam)… Ini akan membuat foto kita terlihat lebih
cinematic… Tidak semua Cinematic Photography menggunakan Black Bar. Hanya saja
dgn penambahan Black Bar akan membuat Feel Cinematic nya lebih terasa.
unsur sinematik sendiri
terdiri dari beberapa aspek :
- Mise en scene
- Sinematografi
- Editing
- Suara
- Rencanakan!
Bagian yang cukup sering diabaikan. Di lokasi /
lapangan, kalian akan diburu oleh banyak sekali hal yang akan menganggu
konsentrasi. Mulailah dengan merencanakan shot. Buatlah floor plan, dokumen
perencanaan letak kamera. Mumpung kepala masih segar, buatlah daftar shot-shot
yang kalian perlukan untuk merangkai cerita.
Gunakan
24 FPS
Settingan default kamera digital kebanyakan
menggunakan frame rate 30fps, atau 60fps. Artinya gambar yang dihasilkan setiap
detik adalah 30 gambar atau 60 gambar. Sementara itu, kamera frame rate kamera
film adalah 24fps. Beberapa kamera digital kini telah memiliki fitur frame rate
24fps. Gunakan frame rate tersebut jika kamu ingin mendapatkan feel sinematik.
Perhatikan
Komposisi
Komposisi memang membutuhkan latihan. Tetapi kamu tak
akan bergerak jika tidak mencoba. Jika kamu ingin gambar videomu sinematik,
penting untuk memperhatikan kompisisi gambar. Komposisi merupakan faktor kunci
gambar yang dihasilkan. Kamu bisa menggunakan kamera paling canggih di dunia,
dengan peralatan lampu paling mutakhir, namun jika kamu tak bisa mengatur
kompisisi yang baik saat pengambilan gambar, maka percuma.
Komentar
Posting Komentar